Orang bodoh pasti tidak pandai menghitung dan menganalisa
bisnis
Sebagian orang pintar sangat pandai dalam menghitung dan
menganalisa. Setiap ide bisnis, dianalisa dengan sangat lengkap mulai dari
modal, untung ruginya, sampai BEP. Sedangkan orang bodoh dalam hal menghitung
pasti tidak pandai menganalisa sehingga lebih cepat memulai usaha. Lebih cepat
lebih baik.
Orang bodoh pasti malas membaca
Orang pintar pasti hebat dalam menganalisa. Sangat mungkin
berpikir sebuah bisnis karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat
banyak, terutama dari buku-buku yang dia baca sehingga dia hanya mempelajarinya
secara teori tanpa action. Berbeda dengan orang bodoh, dia tidak sempat membaca
buku dan tidak sempat berpikir karena yang dia tahu, dia harus segera
berbisnis.
Orang bodoh pasti berpikir bahwa kesuksesan sulit untuk
didapat
Orang pintar selalu merasa mampu melakukan berbagai hal
dengan kepintarannya, termasuk mendapatkan kesuksesan dengan instan. Namun kita
ketahui, sesuatu yang instan tak akan berujung baik. Berbeda dengan orang bodoh
yang merasa dia harus memulai jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan
hasil. Dan faktanya untuk mendapatkan kesuksesan, kita harus berjuang.
Orang bodoh berasal dari ibu yang bodoh
Orang pintar berasal dari ibu yang pintar. Sedangkan orang
bodoh berasal dari ibu yang bodoh. Faktanya, banyak pengusaha sukses yang
berasal dari orang yang bodoh. Orang yang bodoh pasti berpikir seribu kali
bagaimana dia bisa menjadi kaya dan dapat membeli mulut mereka yang dulu pernah
menghinanya dengan memanggil kata goblok. Jika Anda bodoh, Anda patut berbahagia
karena Anda adalah calon pengusaha.
Orang bodoh tidak tahu bisnis yang prospektif
Dalam suatu diskusi ataupun seminar bisnis, pasti banyak
orang pintar yang bertanya bisnis apa yang prospektif. Padahal bisnis yang
prospektif adalah bisnis yang dijalankan, bukan yang ditanyakan terus-menerus.
Orang bodoh tidak akan pernah membenci hari Senin
Hari Senin identik dengan kesibukan bagi orang kantoran yang
berasal dari orang pintar. Maka dari itu, banyak yang benci dengan hari Senin.
Kalau benci, mengapa masih di kerjakan? Keluar saja dari rutinitas yang dibenci
dan dikerjakan yang disukai serta menghasilkan. Orang bodoh tidak akan membenci
hari Senin karena baginya, hari apapun adalah sama. Dia tidak pernah merasa
sibuk karena semuanya sudah dikerjakan oleh karyawannya.
Orang bodoh tidak akan pernah menerima gaji
Orang pintar menunggu datangnya awal bulan yakni menerima
gaji/upah atas apa yang sudah dia kerjakan. Gaji tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidup, membayar listrik, membayar air, dan yang terpenting adalah
membayar biaya pendidikan anak-anak mereka. Sedangkan orang bodoh tidak akan
pernah menerima gaji, melainkan dia memberi gaji kepada karyawannya karena
baginya, gaji hanyalah ilusi. Kenyataan sebenarnya adalah tagihan.
Orang bodoh tidak akan pernah bisa menjadi koruptor untuk
menikmati hidup
Melihat pemberitaan media, banyak sekali koruptor di
Indonesia. Apakah harus jadi koruptor untuk menikmati hidup? Jawabnya tidak.
Kebanyakan koruptor berasal dari orang pintar. Namanya juga orang pintar, pasti
banyak yang memilih saat pemilu. Berbeda dengan orang bodoh, tidak akan ada
yang memilih. Kalaupun ada, pasti hanya sedikit.
Orang bodoh secepatnya beraksi, orang pintar menunggu
sertifikasi
Orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan
secepat mungkin melamar pekerjaan. Yang lainnya, justru menunggu bisa mengikuti
PLPG dan berharap mendapat sertifikasi (bagi guru). Orang bodoh berjuang keras
secepatnya mendapatkan uang agar bisa membayar pelamar kerja.
Bagaimana pun, keputusan untuk menentukan langkah ada di
tangan Anda sendiri. Apakah mau menjadi pegawai atau pengusaha. Menjadi pegawai
demi mendapatkan pengalaman sah-sah saja. Namun, merintis usaha bukan hal yang
mustahil asal dilakukan dengan sunguh-sungguh.
No comments:
Post a Comment