Friday, July 6, 2018

Cerita Inspirasi


Pedagang kaya itu menangis sedikit setelah tetangganya yang malang mengunjunginya di rumah sakit dan menyerahkan sebuah amplop kepadanya. Amplop kecil berisi Rp 20.000. H. Mahmud, begitu dia biasa dipanggil, membuka amplop itu dengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana mungkin orang miskin Pak Manto menyumbangkan saya? Saya tahu Rp 20.000 adalah untuk penghasilannya per hari," kata H. Mahmud kepada dirinya sendiri. "Dia orang baik dan selalu tulus dalam kebaikannya kepada siapa pun. Saya bahkan tahu jika saya menolak uang, pasti Tuan Manto tidak tersinggung."

Kemurahan hati dan kesungguhan Tuan Manto membuat H. Mahmud menolak menerima sumbangannya. Dia tidak merasa tersinggung dengan kontribusi kecil seperti itu.

"Saya akan menyimpan uang ini dengan hati-hati. Tentunya di dalamnya banyak sekali barokah karena Pak Manto mendapatkan uang ini tentu saja dengan keringat dan susah payah. Saya akan menggunakannya pada waktu yang tepat."

Tiga hari kemudian, H. Mahmud diizinkan pulang. Hal pertama yang dia rencanakan setelah kondisinya pulih adalah mengunjungi Tuan Manto di rumahnya yang sederhana.

"Assalamu'alaikum!" Demikianlah H. Mahmud merajuk salam ketika memasuki rumah Pak Manto. Pak Manto terkejut karena dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan mengunjungi H. Mahmud.

"Pak Manto, saya sangat bersyukur atas kunjungan Pak Manto ke rumah sakit saya seminggu yang lalu. Alhamdulillah berkat doa Pak Manto, saya bisa segera sembuh. Saya bersilaturrahim di sini juga agar bersyukur atas kesehatan saya yang telah pulih. Tapi maaf saya tidak bisa lama tinggal di sini. "

H. Mahmud segera mengucapkan selamat tinggal kepada Pak Manto sambil menyampaikan amplop berisi Rp 2.000.000. Untuk H. Mahmud, jumlahnya bernilai Rp 20.000 dari Pak manto karena sama dengan pendapatannya masing-masing per hari. Beberapa saat kemudian, dia membuka amplop itu oleh Mr. Manto dan menangis.

"Tuhan, mengapa begitu cepat dan luar biasa sehingga Anda akan membalas sedekah saya. Bagaimana saya merasa bangga bahwa saya lebih mengharapkan hadiah di akhirat, untuk bertemu dengan Anda. Tuhan, saya tidak pernah berniat berbisnis dengan Anda di setiap amal. Berhenti membayar amal saya di dunia ini. Atau apakah Anda benar-benar tidak mencintai saya?! "Mr. Manto terisak. Air mata mengalir di matanya. Hatinya sedih.

Sore itu, Pak Manto bergegas ke rumah sakit tidak jauh dari rumahnya. Dia tahu pasti banyak pasien miskin yang tidak dapat segera meninggalkan rumah sakit karena mereka tidak dapat menyelesaikan tagihan. Mengingat uang dari H. Mahmud itu kepada seorang pemuda yang tampak murung dan bingung karena uangnya tidak cukup untuk menutupi biaya istrinya yang melahirkan melalui operasi caesar.

"Terima uang ini, ini adalah amal dari saudagar kaya di kota ini," Mas Manto berkata pelan, "jangan tanya siapa pedagang itu karena dia belum tentu senang mengetahui identitasnya.

No comments:

Post a Comment

Trik Menang Main Domino QQ

Dalam bermain permainan diharapkan semua pemain pastilah sebuah kemenangan. Berbicara mengenai kemenangan dalam permainan domino qq, hal ini...