1.Orang-orang dengan sifat pemalu cenderung banyak berpikir. Mereka biasanya sering berdiam diri dan melakukan renungan. Menurut Taylor, kebiasaan ini tidak berarti buruk. Hanya karena mereka terbiasa berpikir, belum tentu mereka minim bertindak. Tapi, kebiasaan ini bisa jadi baik apabila mereka dihadapkan pada suatu kasus atau permasalah.
Biasanya saat beban pekerjaan menumpuk, seseorang akan memaksa diri berpikir cepat dan segera bertindak agar kerjaannya cepat selesai. Namun, mereka yang pemalu tidak akan jadi panik seperti itu. Karena, setiap tindakan atau keputusan yang diambil haruslah melewati proses pemikiran yang matang. Mereka akan baik-baik menimbang-nimbang dan berpikir keras sebelum akhirnya membuat keputusan.
Taylor menjelaskan perbedaan antara mereka yang memang pemikir dan yang sekadar berpikir berlebihan alias overthinking. Orang-orang dengan karakter pemalu dan pemikir justru cenderung tenang saat akan melakukan sesuatu karena biasanya dia sudah benar-benar berpikir sebelumnya.
Sementara, seseorang yang overthinking juga akan berpikir, namun tanpa tindakan nyata untuk mewujudkan apa yang ada didalam pikirannya.
Bayangkan, Kalau kamu sedang menjalankan bisnis sendiri, bukankah setiap terobosan yang hendak dilakukan sudah seharusnya dipikirkan dengan matang? Bukankah kebiasaan berpikir dan bertindak secara nyata adalah cara yang ampuh untuk mengembangkan perusahaan?
2.Orang pemalu biasanya akan peka. Mereka akan lebih perhatian dan menghargai apa yang terjadi disekitar nya. Orang-orang dengan karakter pemalu umumnya minim bicara. Mereka lebih sering memilih diam ketika teman-temannya tertawa. Namun, sikap ini tidak lantas membuktikan bahwa kmau yang pemalu punya kedudukan yang lemah dalam sebuah lingkungan sosial. Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa atau tidak peduli. Memilih diam justru membuatnya lebih peka, perasa, dan pintar menganalisis keadaan di sekitarnya.
Menurut penelitian di Southern Illinois University, orang-orang pemalu yang umumnya minim bicara punya kemampuan lebih baik untuk menganalisis ekspresi wajah orang-orang disekitarnya. Kemampuan inilah yang akan sangat bermanfaat ketika kamu yang punya karakter pemalu menduduki posisi sebagai pemimpun. Biasanya, kamu akan bisa bersikap tenang dan tetap peka mengawasi kinerja para bawahan.
Adakah bawahan yang rajin bekerja tapi tidak puas dengan kinerjanya sendiri? Ataukah ada staff nya yang tidak bisa maksimal saat dikantor karena sulit mengatur sistem kerjanya sendiri? Ada kalanya sifat pemalu memang tidak bisa dipandang negatif, buktinya atasan yang peka dan baik baik mengenal bawahannya adalah mereka pemalu kan?
3.Kamu yang pemalu adalah teman bercerita yang menyenangkan. Kamu lebih banyak mendengar, bukannya malah sibuk berkomentar. Orang yang pemalu mungkin jarang memulai percakapan. Namun, tidak banyak yang bahwa orang-orang pemalu justru bisa jadi teman bicara yang baik dan menyenangkan. Dia tidak akan memotong pembicaraan atau selalu ingin berkomentar. biasanya, dia justru lebih memilih diam agar bisa berkonsentrasi mendengar dan menyimak apa yang disampaikan lawan bicaranya.
Sebuah penelitian di Harvard menjelaskan bahwa anak-anak yang pemalu cenderung punya rasa empati yang besar. Mereka biasanya sangat sensitif, punya rasa empati yang besar, dan bisa jadi pendengar yang baik. Dalam penelitian tersebut dibuktikan bahwa anak-anak pemalu justru punya lebih banyak teman yang bisa bersikap loyal.
Sebagai atasan atau sekadar karyawan biasa, bukankah sikap loyal dari bawahan dan rekan-rekan kerja adalah yang kamu butuhkan? adanya sikap loyal dan hubungan yang baik akan menciptakan sebuah tim kerja yang solid. Ketika sebuah tim sudah bisa solid, maka sesulit apapun tantangan pekerjaan yang datang pasti bisa dituntaskan.
4.Dia yang pemalu memelihara sifat perasa. Pendapat orang lain tentang dirinya akan dicerap dan diserap demi perbaikan dirinya. Salah satu alasan mengapa orang-orang pemalu tidak nyaman dalam sebuah lingkungan sosial adalah kepedulian mereka pada pandangan orang lain atas dirinya. ada perasaan takut atau bahkan tidak percaya diri saat harus bertemu dan bergaul dengan banyak orang.
Terlalu memikirkan pandangan atau pendapat orang lain bisa menjadi buruk. Rasa takut dan tidak percaya diri itu akan melemahkanmu. Namun, memilih diam sambil melakukan renungan bisa jadi cara terbaik untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Saat merasa tidak aman, anggapan orang tentang dirimu terus menghantui, kamu justru bisa menjadikannya sebagai motivasi. Misalnya, lantaran tidak mau dianggap pemalas, kamu memilih datang kekantor lebih awal. Tidak mau dinilai tidak kompeten, maka kamu akan banyak belajar dan bertanya perihal tugas tugasmu kepada rekan kerja yang lebih berpengalaman. Lantaran sikapmu yang terlalu peduli pada anggapan orang, kamu justru lebih sering introspeksi diri. Melihat ke dalam diri sendiri sebelum menilai atau menghakimi cara-cara orang lain memperlakukanmu.
5.Terlihat gemetar, menggigit kuku, atau menggoyangkan kaki dan tangan tidak selalu berarti sedang gelisah. mereka bisa jadi justru sedang berpikir keras. Kamu yang pemalu mungkin sering terlihat gemetar, tanganmu mendadak dingin, hingga kaki dan tanganmu pun tidak henti-henti digerak gerakkan. Tapi, apakah perilaku ini menunjukkan bahwa kamu sedang gelisah atau tidak nyaman? Belum tentu. Menurut teori neurologi, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang-orang pemalu ini bisa jadi berhubungan dengan proses berpikir mereka.
Karen Pine, ahli psikologi dan peneliti gestur manuasia dari University of Hertfordshire, menjelaskan bahwa kebiasaan menggerakkan tangan atau kaki berhubungan dengan proses kognitif. Saat seseorang sedang serius berpikir berarti mereka mengalami proses kognitif yang berlebihan. Maka, sebagian energi tersebut akan disalurkan melalui gerakn. Meski bukan hasil penelitian yang final, tapi gerakan-gerakan ini jelas berhubungan dengan cara-cara orang pemalu menjembatani antara pikiran dan ekspresi mereka.
6.Mungkin mereka tidak begitu banyak melakukan interaksi. Namun, ada makna berharga disetiap hubungan yang mereka jalani. Sikap pemalu seringkali dihubung-hubungkan dengan kepribadian introvert. Padahal, keduanya tidaklah sama. Pemalu itu sifat bawaan, sedangkan kepribadian introvert bisa jadi dipengaruhi banyak hal seiring masa pertumbuhan seseorang.
Susan Cain yang tulisannya diterbitkan di New York Times menegaskan bahwa orang-orang pemalu adalah korban. Ketika budaya melabeli sikap pemalu sebagai kekurangan dan bahkan penyakit, semakin banyak yang percaya bahwa orang-orang dengan karakter pemalu patut diremehkan.
Sayangnya, penelitian yang dilakukan Susan Cain justru memperlihatkan bagaimana lingkungan sosial tidak mendukung karakter mereka yang pemalu. Mereka tetap diposisikan lebih rendah daripada orang-orang dengan kepribadian ekstrovert.
Sebuah sekolah di Amerika misalnya, anak-anak akan dinilai dari seberapa aktif mereka saat bekerja dalam kelompok atau saat mengikuti pelajaran dikelas. Cara ini pun dianggap tidak mempertimbangkan anak-anak pemalu yang memang minim kemampuan berinteraksi. Padahal, dibalik sifat pemalu dan pilihan untuk tidak banyak bicara, kamu yang pemalu justru punya banyak kelebihan yang bisa dibanggakan. selain itu, kehati-hatian mereka yang pemalu dalam berinteraksi juga punya arti lain. Ketika mereka memutuskan untuk menjalankan sebuah hubungan, hubungan itu pastilah spesial.
Apakah kamu termasuk orang-orang dengan karakter pemalu? Kalau iya, tidak perlu berkecil hati.
Karakter pemalu yang disikapi dengan positif justru bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan.
No comments:
Post a Comment